First we’re talking about love, lalu apa yang kali pertama terbersit di pikiranmu?
It’s blank, like a white blank paper. Then I’m gonna write: I love my mom; I love my sisters; brothers; nieces; nephews. Not literally, I love my family.
I love my mates-yang biasa saya sebut sahabat jiwa (ini); I love Jumuah; I love number nine; I love my teachers. (sounds so special) I love them: the people or exactly one-two people in my pasts.
💜
Lingkaran Cinta
Lingkaran cinta malam ini aku definisikan sebagai entah mengapa terjadi. Aku mengenal tarbiyah dan aku jatuh cinta kepadanya. Entahlah,...
Selasa, 16 Agustus 2016
Jumat, 15 April 2016
Dan, Selalu Jumat
Thank
God its Friday.
Tepat
entahlah, kata yang selalu terasa bisa mendekati perasaan yang sangat
susah dibahasakan, Jumat selalu bisa menata hatiku yang berantakan.
Rabu, 13 April 2016
Ratusan Purnama
Sumber: Google/ Eclipse |
Kamis, 07 April 2016
A
Aku memperoleh
pelajaran formal tentang pentingnya menulis. Aku muslim dan pedoman hidupku
bilang paling pertama untuk, “Bacalah!”. Selanjutnya, aku membaca bahwa orang
Yahudi sangat terkenal dengan kata, “Tulislah!”. Semuanya tidak ada yang
kontradiktif, aku pikir.
Sabtu, 07 Februari 2015
Lingkaran Cinta
Lingkaran cinta
malam ini aku definisikan sebagai entah mengapa terjadi.
Aku mengenal tarbiyah dan aku jatuh cinta kepadanya. Entahlah, orang-orangnya
begitu baik. Siapa yang tidak habis pikir ada orang yang selalu memperhatikanmu?
Bahkan ketika jarak telah memisahkan jauh, perhatian itu masih. Perhatian kepadamu
itu hanya berubah melalui tatapan mata orang lain, melalui sentuhan tangan
orang lain, melalui kasih sayang orang lain, kadang-kadang. Perhatian itu beregenerasi.
Dan, terus-terusan menjagamu seperti Dia saja. Apakah kau sadar ada orang yang ternyata
diam-diam seperti ini kepadamu? Setiap kali kau memikirkan tentang ini,
bagaimana hatimu tidak bergetar?
Sebelum Pergi
Saat itu berita-berita masif membicarakan
kekecewaan masa awal pemerintahan Presiden Jokowi, barangkali yang telah
terjadi sangat jauh dari ekspektasi..
Bagaimanapun, hati tetep harus mengasih(an)i pak Jokowi.
Lhoh? Daripada terus menghujatinya? Beneran kasihan, kan. Mending lagi, yuk
perbaiki diri!
Langganan:
Postingan (Atom)